Berbuat Baik Terhadap Orang Lain, Melapangkan Dada

share on facebook

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan seramah wujudnya, dan kebajikan sebaik rasanya. Orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua itu adalah mereka yang melakukannya. Mereka akan merasakan 'buah'nya seketika itu juga dalam jiwa, akhlak dan nurani mereka. Sehingga, mereka pun selalu lapang dada, tenang, tenteram dan damai.

Ketika diri anda di liputi kesedihan dan kegundahan, berbuat baiklah terhadap sesama manusia, niscaya anda akan mendapatkan ketentraman dan kedamaian hati. Sedekahilah orang miskin, tolonglah orang-orang yang terzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bantulah orang yang yang terkena musibah, niscaya anda akan merasakan kebahagiaan dalam semua sisi kehidupan anda!

Perbuatan baik itu laksana wewangian yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi pemakainya, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan manfaat psikologis dari kebajikan itu terasa seperti obat-obat manjur yang tersedia di apotik orang-orang yang berhati baik dan bersih.

Sedang kemuraman wajah merupakan tanda permusuhan sengit terhadap orang lain yang hanya di ketahui terjadinya oleh Sang Maha Gaib.

Seteguk air yang di berikan seorang pelacur kepada seekor anjing yang kehausan dapat membuahkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Ini merupakan bukti bahwa Sang Pemberi pahala adalah Dzat Yang Maha Pemaaf, Maha Baik dan sangat mencintai kebajikan, serta Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Wahai orang-orang yang merasa terancam oleh himpitan kesengsaraan, kecemasan dan kegundahan hidup, kunjungilah taman-taman kebajikan, sibukkan diri kalian dengan memberi, mengunjungi, membantu, menolong dan meringankan beban sesama. Dengan semua itu, niscaya kalian akan mendapatkan kebahagiaan dalam semua sisinya; rasa, warna dan juga hakekatnya.

" Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus di balasnya. Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Rabb-nya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan."
                                                                                                (QS. At-Taubah: 87)




 
(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Berjalanlah di Muka Bumi..!

share on facebook

Di antara perkara yang dapat melapangkan dada dan melenyapkan awan kesedihan dan kesusahan adalah berjalan menjelajah negeri dan membaca 'buku penciptaan' yang terbuka lebar ini untuk menyaksikan bagaimana pena-pena kekuasaan menuliskan tanda-tanda keindahan di atas lembaran-lembaran kehidupan. Betapa tidak, karena akan banyak menyaksikan taman, kebun, sawah dan bukit-bukit hijau yang indah mempesona.

Keluarlah dari rumah, lalu perhatikan apa yang ada di sekitar anda, di depan mata anda, dan di belakang anda. Dakilah gunung-gunung, jamahlah tanah di lembah-lembah, panjatlah batang-batang pepohonan, reguklah air yang jernih dan ciumkan hidungmu atas bunga mawar. Pada saat-saat yang demikian itu, anda akan menemukan jiwa anda benar-benar merdeka dan bebas seperti burung yang berkicau melafalkan tasbih di angkasa kebahagiaan. Keluarlah dari rumah anda, tutup kedua mata anda dengan kain hitam, kemudian berjalanlah di bumi ALLAH yang sangat luas ini dengan senantiasa berdzikir dan bertasbih.

Mengurung diri dalam kamar yang sunyi bersama kekosongan yang membahayakan merupakan cara ampuh untuk bunuh diri. Kamar anda bukanlah alam semesta, dan anda bukan satu-satunya di alam ini. Karena itu, mengapa anda harus menyerahkan diri kepada 'pembisik-pembisik' kesusahan dan kesedihan? Tidakkah anda sebaiknya menyatukan pandangan, pendengaran dan hati untuk menyeru kepada diri anda sendiri,

"Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun berat."
                                                                                                      (QS. At-Taubah: 41)

Marilah sekali-kali kita membaca Al-Qur'an di tepi-tepi sungai, di pinggiran hutan yang rimbun, di antara burung-burung yang sedang berkicau atau di depan gemericik aliran air sungai yang sedang mengisahkan perjalanannya dari hulu ke hilir.

Menjelajah pelosok-pelosok negeri merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Bahkan, para dokter sudah banyak merekomendasikan kepada mereka yang sedang stres menghadapi suatu persoalan dan tertekan oleh beratnya beban hidup, agar melepaskan semua itu dengan berjalan ke tempat-tempat indah yang tak pernah di kunjungi. Karena itu, marilah sesekali kita berjalan menjelajah pelosok negeri untuk mencari ketenangan, bergembira, berfikir dan sekaligus menghayati ciptaan ALLAH yang sangat luas ini

"Dan, mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) 'Ya Rabb kami tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau."
                                                                                                      (QS. Ali Imran: 191)
(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Tersenyumlah !

share on facebook

Tertawa yang wajar itu laksana 'balsem' bagi kegalauan dan 'salep' bagi kesedihan. Pengaruhnya sangat kuat sekali untuk membuat jiwa bergembira dan hati berbahagia. Bahkan, karena itu Abu Darda sempat berkata, 'Sesungguhnya aku akan tertawa untuk membahagiakan hatiku. Dan Rasulullah s.a.w. sendiri sesekali tertawa hingga tampak gerahamnya. Begitulah tertawanya orang-orang yang berakal dan mengerti tentang penyakit jiwa serta pengobatannya.'

Tertawa merupakan puncak kegembiraan, titik tertinggi keceriaan, dan ujung rasa suka cita. Namun, yang demikian itu adalah tertawa yang tidak berlebihan sebagaimana dikatakan dalam pepatah," Janganlah engkau banyak tertawa, sebab banyak tertawa itu mematikan hati." Yakni, tertawalah sewajarnya saja sebagaimana dikatakan juga dalam pepatah yang berbunyi, " Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah."

Dan salah satu nikmat ALLAH yang di berikan kepada penghuni surga adalah tertawa.

" Maka pada hari ini orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir."    
                                                                                                   (QS. Al-Muthaffifin: 34)

Pada dasarnya, Islam sendiri dibangun atas dasar prinsip-prinsip keseimbangan dan kemoderatan, baik dalam hal akidah, ibadah, akhlak maupun tingkah laku. Maka dari itu, Islam tak mengenal kemuraman yang menakutkan dan tertawa lepas yang tak beraturan. Akan tetapi sebaliknya, Islam senantiasa mengajarkan kesungguhan yang penuh wibawa dan ringan langkah yang terarah.

Dalam Faidhul Khathir, Akmad Amin menjelaskan demikian: " Orang yang murah tersenyum dalam menjalani hidup ini bukan saja orang yang paling mampu membahagiakan diri sendiri, tetapi juga orang yang paling mampu berbuat dan sanggup memikul tanggung jawab, serta paling tangguh menghadapi kesulitan dan memecahkan persoalan juga paling dapat menciptakan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Senyuman tak akan ada harganya bila tidak terbit dari hati yang tulus dan tabiat dasar seorang manusia. Setiap bunga tersenyum, hutan tersenyum, sungai dan laut juga tersenyum. Langit, bintang gemintang dan burung-burung, semuanya tersenyum. Dan manusia, sesuai watak dasarnya adalah makhluk yang suka tersenyum. Itu bila dalam dirinya tidak bercokol penyakit tamak, jahat dan egoisme yang selalu membuat rona wajah tampak selalu kusut dan cemberut. Adapun bila ketiga hal tersebut meliputi seseorang, niscaya ia akan menjelma sebagai manusia yang selalu mengingkari keindahan alam semesta. Artinya, orang yang selalu bermuram durja dan pekat jiwanya tak akan pernah melihat keindahan dunia ini sedikitpun. Ia juga tak akan mampu melihat hakekat atau kebenaran di karenakan kekotoran hatinya.

Ada jiwa-jiwa yang dapat membuat setiap hal terasa berat dan sengsara. Tapi, adapula jiwa-jiwa yang mampu membuat setiap hal menjadi sumber kebahagiaan. Seperti, seorang wanita yang dirumahnya selalu melihat segala sesuatu salah dimatanya. Akibatnya, sepanjang hari ia merasa dalam gelap gulita; hanya karena sebuah piring pecah, makanan keasinan karena terlalu banyak garam atau kakinya menginjak sobekan kertas di dalam kamar, ia sontak berteriak dan memaki siapa dan apa saja yang ada di rumahnya. Adapula seorang laki-laki yang acapkali membuat hidupnya terasa berat dan sengsara hanya di karenakan dirinya salah dalam memahami atau mengartikan maksud perkataan orang lain, perkara atau kesalahan sepele yang terjadi pada dirinya, keuntungan kecil yang tak berhasil di raihnya, atau di karenakan oleh sebuah keuntungan yang tidak sesuai dengan harapannya. Begitulah ia memandang dunia ini semua terasa gelap.

Hal semacam ini sangat berbahaya sebagaimana percikan api yang setiap saat siap melahap apa saja di depannya. Dan orang-orang seperti ini sangat mudah mendramatisir suatu keburukan, sebuah biji kesalahan ia besar-besarkan hingga tampak sebesar kubah. Maka dari itu, merekapun tidak memiliki kemampuan untuk melakukan kebaikan.

Hidup ini adalah seni bagaimana membuat sesuatu. Dan seni harus di pelajari serta di tekuni. Maka sangatlah baik bila manusia berusaha keras dan penuh kesungguhan mau belajar tentang bagaimana menghasilkan bunga-bunga, semerbak harum wewangian, dan kecintaan di dalam hidupnya. Apalah arti hidup ini, bila hanya habis untuk mengumpulkan harta benda dan tak di manfaatkan sedikitpun untuk meningkatkan kualitas kasih sayang, cinta, keindahan dalam hidup ini?

Banyak orang yang tidak mampu melihat indahnya kehidupan ini. Mereka hanya membuka matanya untuk uang semata. Maka meskipun berjalan melewati sebuah taman yang rindang, bunga-bunga yang cantik mempesona, air jernih yang memancar deras, burung-burung yang berkicau riang, mereka sama sekali tidak tertarik dengan semua itu. Di mata dan pikirannya hanya ada uang - berapa yang masuk dan keluar hari itu saja. Padahal, kalau di pikir lebih dalam sebenarnya ia harus membuat uang itu menjadi sarana yang baik untuk membangun sebuah kehidupan yang bahagia. Tapi sayang, justru membalikkan semuanya, mereka menjual kebahagiaan hidup dengan uang. Struktur mata kita telah di ciptakan sedemikian rupa dan unik agar kita dapat melihat keindahan. Namun, ternyata kita acapkali membiasakannya hanya untuk melihat uang dan uang.

Setiap kali melihat kesulitan jiwa seseorang yang murah senyum justru akan menikmati kesulitan itu dengan memacu diri untuk mengalahkannya. Begitu ia memperlakukan suatu kesulitan, melihatnya lalu tersenyum, meyiasatinya lalu tersenyum, dan berusaha mengalahkannya lalu tersenyum.

Sungguh, kita sangat butuh pada senyuman, wajah yang selalu berseri, hati yang lapang, akhlak yang menawan, jiwa yang lembut dan pembawaan yang tidak kasar.

" Sesungguhnya ALLAH mewahyukan kepadaku agar kalian berendah hati, hingga tidak ada salah di antaramu yang berlaku jahat pada yang lain dan tidak ada seorang di antaramu yang membanggakan diri atas yang lain." (Al-Hadist)



(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Cukuplah ALLAH Menjadi Penolong Kami

share on facebook

Menyerahkan semua perkara kepada ALLAH, bertawakal kepada-Nya, percaya sepenuhnya terhadap janji-janji-Nya, ridha dengan apa yang dilakukan-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan menunggu dengan sabar pertolongan dari-Nya merupakan buah keimanan yang paling agung dan sifat yang paling mulia dari seorang mukmin. Dan ketika seorang hamba tenang bahwa apa yang akan terjadi itu baik baginya, dan ia menggantungkan setiap permasalahannya hanya kepada Rabb-nya, maka ia akan mendapatkan pengawasan, perlindungan, pencukupan serta pertolongan dari ALLAH.

Syahdan, ketika Nabi Ibrahim a.s dilempar ke dalam kobaran api, ia mengucapkan , " Hasbunallah wa ni'mal wakil," maka ALLAH pun menjadikan api yang panas itu dingin seketika. Dan Ibrahim pun tidak terbakar. Demikian halnya yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Tatkala mendapat ancaman dari pasukan kafir dan penyembah berhala, mereka juga mengucapkan " Hasbunallah wa ni'mal wakil,"

" Cukuplah ALLAH menjadi penolong kami dan ALLAH adalah sebaik-baik penolong. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar dari) ALLAH, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan ALLAH. Dan, ALLAH mempunyai karunia yang besar."
                                                                                        (QS. Ali-Imran: 173-174)

Manusia tidak akan pernah mampu melawan setiap bencana, menaklukkan setiap derita dan mencegah setiap malapetaka dengan kekuatannya sendiri. Sebab, manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Mereka akan mampu menghadapi semua itu dengan hanya bila bertawakal kepada Rabb-nya, percaya sepenuhnya kepada pelindungnya, dan menyerahkan semua perkara kepada-Nya. Karena jika tidak demikian, jalan keluar manalagi yang akan di tempuh manusia yang lemah tak berdaya ini saat menghadapi ujian dan cobaan?

" Dan, hanya kepada ALLAH lah hendaknya kamu bertawakal jika kamu benar-benar beriman."
                                                                                                 (QS. Al-Ma'idah: 23)

Bertawakallah kepada Yang Maha Kuat dan Maha kaya yang kekuatannya amat besar ada pada-Nya. Itu bila anda mau keluar dari kesusahan dan selamat dari bencana. Jadikan " Hasbunallah wa ni'mal wakil " syiar dan semboyan yang selalu menyelimuti langkah hidup anda. Jika harta sedikit, hutang banyak, sumber penghidupan kering dan mata pencarian terhenti, mengadulah kepada Rabb-mu seraya mengucapkan " Hasbunallah wa ni'mal wakil."

Jika takut kepada seorang musuh, cemas terhadap perlakuan orang zalim, atau khawatir dengan suatu bencana, maka ucapkanlah " Hasbunallah wa ni'mal wakil."

" Dan, cukuplah Rabb-mu menjadi Pemberi Petunjuk dan Penolong."
                                                                                                  (QS. Al-Furqan: 31)


(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Jangan Latah!

share on facebook

Jangan mudah mengenakan dan meniru-niru ciri kepribadian umat lain. Karena itu akan menjadi petaka tak mudah reda bagimu. Orang-orang yang lupa dengan dirinya sendiri, suaranya, gerakan tubuhnya, kemampuannya, dan kondisinya sendiri kebanyakan akan meniru-niru budaya bangsa lain. Dan itulah yang di sebut dengan latah, mengada-ada, berpura-pura, dan membunuh paksa bentuk dan wujud dirinya sendiri.

Anda merupakan sesuatu yang lain daripada yang lain. Tak ada seorangpun yang meyerupai anda dalam catatan sejarah kehidupan ini. Belum pernah ada seorang pun yang di ciptakan sama dengan anda dan tidak akan pernah ada orang yang akan serupa dengan anda di kemudian hari.

Tetaplah berpijak dan berjalan pada kondisi dan karakter anda sendiri.

" Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)."
                                                                                          (QS. Al-Baqarah: 60)

" Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepada-Nya. Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan."
                                                                                        (QS. Al-Baqarah: 148)

Hiduplah sebagaimana anda di ciptakan, jangan mengubah suara, mengganti intonasinya, dan jangan pula merubah cara berjalan anda! Tuntunlah diri anda dengan wahyu Ilahi, tetapi juga jangan melupakan kondisi anda dan membunuh kemerdekaan anda sendiri.

Anda memiliki corak dan warna sendiri, sebab anda diciptakan demikian adanya. Maka jangan pernah latah dengan meniru-niru orang lain.

Umat manusia dengan berbagai macam tabiat dan wataknya, seperti alam tumbuhan; ada yang manis dan asam, dan ada yang panjang dan pendek. Dan Seperti itulah seharusnya umat manusia. Jika anda seperti pisang, anda tak perlu mengubah diri menjadi jambu, sebab harga dan keindahan anda akan tampak jika anda menjadi pisang.

Begitulah, sesungguhnya perbedaan warna kulit, bahasa dan kemampuan kita masing-masing merupakan tanda-tanda kebesaran Sang Maha Pencipta. Karena itu, jangan sekali-kali mengingkari tanda-tanda kebesaran-Nya.


(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Jangan Sampai Hal-hal yang Sepele Membinasakan Anda!

share on facebook

Banyak orang bersedih hanya karena hal-hal sepele yang tak berarti. Perhatikanlah orang-orang yang munafik, betapa rendahnya semangat dan tekad mereka. Berikut adalah perkataan-perkataan mereka:
" Janganlah kamu sekalian berangkat (pergi berperang) di dalam panas terik ini "
                                                (QS. At-Taubah: 81)
" Berilah kami izin (tidak pergi berperang) dan janganlah menjadikan saya terjerumuske dalam fitnah. "
                                                                                                      (QS. At-Taubah: 49)
" Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga."
                                                                                                       (QS. Al-Ahzab: 13)
" Kami takut akan mendapat bencana."
                                                                                                   (QS. Al-Ma'idah: 52)
" ALLAH dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya "
                                                                                                      (QS. Al-Ahzab: 12)

Sungguh, betapa sempitnya hidung-hidung mereka, betapa sengsaranya jiwa-jiwa mereka. Hidup mereka hanya pada sebatas soal perut, piring, rumah dan istana. Mereka tidak pernah mau menengadahkan pandangan mereka ke angkasa kehidupan yang ideal. Mereka juga tak pernah menatap bintang-bintang keutamaan hidup. Kecemasan dan pengetahuan mereka hanya pada soal kendaraan, pakaian, sandal dan makanan. coba perhatikan, betapa banyaknya manusia yang hidupnya dari pagi hingga sore hanya disibukkan oleh kecemasan dan kegelisahan mereka agar tidak di benci istri, anak atau kerabat dekatnya, atau agar tidak mendapat celaan, atau mengalami keadaan yang menyedihkan. Ini semua, pada dasarnya justru merupakan musibah besar bagi manusia-manusia seperti itu. Betapa mereka sama sekali tidak memiliki tujuan-tujuan yang lebih mulia yang seharusnya menyibukkan mereka.

Padahal, pepatah mengatakan: 'Jika air telah keluar dari bejana, hawa kosong akan datang memenuhinya'. Maka dari itu, renungkanlah kembali hal-hal yang selama ini telah menyita perhatian dan hidup anda, atau bahkan membuat anda resah setiap saat. Benarkah semuanya itu pantas memperoleh perhatian dan porsi yang sedemikian besar dalam hidup anda? Mengapa anda harus rela mengorbankan pikiran, daging, darah, ketentraman dan juga waktu hanya untuk persoalan-persoalan sepele tadi!

Pada ahli jiwa sering mengatakan, 'Buatlah batasan yang rasional (wajar) untuk setiap hal!' Dan lebih tepat dari kalimat ini adalah firman ALLAH,

" ALLAH telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu "
                                                                                                  (QS. Ath-Thalaq: 3)

Yakni, letakkanlah setiap persoalan sesuai dengan ukuran, bobot dan kadarnya. Janganlah sekali-kali anda melakukan kezaliman dan melampaui batas.

Abaikanlah hal-hal sepele yang tak penting. Jangan sampai anda hanya di sibukkan olehnya dan waktu anda habis karenanya. Dengan begitu, niscaya kegundahan dan kecemasan akan selalu menjauhi anda, dan anda pun selalu riang ceria.

(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Jangan Meletakkan Bola Dunia di Atas Kepala

share on facebook

Beberapa orang merasa bahwa diri mereka terlibat dalam dalam perang dunia, padahal mereka sedang berada di atas tempat tidur. Tatkala perang usai, yang mereka peroleh adalah luka di pencernaan mereka, tekanan darah tinggi dan penyakit gula. Mereka selalu merasa terlibat dengan semua peristiwa. Mereka marah dengan naiknya harga-harga, gusar karena hujan tak segera turun. Mereka selalu berada dalam kegelisahan dan kesedihan yang tak berkesudahan.

"Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras di tujukan kepada mereka."
 (QS. Al-Munafiqun:4)


Jangan meletakkan bola dunia di atas kepala. Biarkan semua peristiwa itu terjadi, dan jangan di simpan di dalam usus. Orang yang memiliki hati seperti bunga karang akan meyerap semua isu dan kasak-kusuk, termakan oleh masalah-masalah kecil, dan mudah terguncang karena peristiwa-peristiwa yang terjadi. Hati seperti ini sangat potensial menjadi awal kehancuran.

Mereka yang berpegang pada prinsip yang benar akan senantiasa bertambah keimanan dengan nasehat-nasehat dan 'ibrah. Sedangkan mereka yang berpegang pada prinsip yang lemah akan semakin takut terhadap keguncangan. Di hadapan segala bencana dan musibah, hal yang paling berguna adalah hati yang berani. Seorang pemberani memiliki sikap yang teguh dan emosi yang terkendali, keyakinan yang menancap tajam, syaraf yang dingan dan hati yang lapang. Sedangkan seorang pengecut justru akan membunuh dirinya sendiri berulang kali, setiap hari, dengan pedang khayalan, ramalan, kabar yang tak jelas, dan kasak kusuk. Jika anda menginginkan sebuah kehidupan yang berlandasan kuat, maka hadapilah semua permasalahan dengan keberanian dan ketabahan. Jangan terlalu mudah digoyang oleh mereka yang tidak memiliki keyakinan.

Jadilah orang yang lebih kuat dari peristiwa itu sendiri, lebih kencang dari angin puyuh. Sungguh kasihan mereka yang memiliki hati yang lemah, betapa hari-hari selalu mengguncang dirinya.

"Dan, sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan(di dunia)."
(QS. Al-Baqarah:96)


Sedangkan orang-orang yang memiliki hati yang kuat akan senantiasa mendapatkan pertolongan dari ALLAH dan senantiasa yakin dengan janjiNya.

"Lalu, menurunkan ketenangan atas mereka"
(QS. Al-Fath:18)

(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Yang Lalu Biar Berlalu

share on facebook

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu sama artinya dengan membunuh semangat tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

Bagi orang yang berfikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah di lihat kembali. Atau di letakkan di ruang gelap yang tak tembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu dan silam. Selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu. Apakah anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit? Ingatlah, keterikatan anda dengan masa lalu, keresahan anda atas apa yang telah terjadi padanya, kebakaran emosi jiwa anda oleh api panasnya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semagat dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Al-Quran, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, ALLAH selalu mengatakan, " Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung atau orang yang menggergaji serbuk kayu. 

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang, Pasalnya, angin akan selalu berhembus de depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka dari itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!


(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri

share on facebook

" Telah pasti datangnya ketetapan ALLAH, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya." (QS. An-Nahl: 1)

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi, apakah anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya di lahirkan? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat di raba, belum berwujud dan tidak memiliki rasa dan warna.

Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberang sebuah jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam gaib dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal (angan-angan yang terlalu jauh). Secara nalar tindakan itupun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan krisis yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal, semua itu bagian dari kurikulum yang diajarkan di "sekolah-sekolah setan".

" Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang ALLAH menjanjikan untukmu ampunan daripada-NYA dan karunia." (QS. Al-Baqarah: 268)

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya. Sebab hari ini anda sudah sangat sibuk.


(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni) 

Read More..

Hari Ini Milik Anda

share on facebook

Jika berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan kita jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya. Dan juga bukan hari esok yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari anda, dan siangnya menyapa anda, inilah hari anda.

Umur anda, mungkin tinggal hari ini. Maka, anggaplah masa hidup anda hanya hari ini, atau seakan-akan anda dilahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu hidup anda tidak akan tercabik-cabik di antara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastiandan acapkali menakutkan.

Pada hari ini pula, sebaiknya anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah, Anda harus bertekat mempersebahkan kualitas sholat yang paling khusuk' dan dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua yang ALLAH berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga, serta perbuatan yang terhadap sesama.

Jadikanlah setiap menitnya laksana ribuan tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. Tanamkan kebaikan sebanyak-banyaknya pada hari itu, dan persembahkanlah sesuatu yang paling indah untuk hari itu.

Terimalah rezeki, isteri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu dan jabatan anda setiap hari dengan penuh keridhaan.

(Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur) (QS. Al-A'raf:144)

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian.

Jika anda dapat minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa anda harus bersedih atas air asin yang anda minum kemarin, atau mengkhawatirkan air hambar dan panas esok hari yang belum tentu terjadi?

Jika anda percaya pada diri sendiri, serta memiliki semangat dan tekad yang kuat, anda dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.

" Hari Ini Milik Anda" adalah ungkapan yang paling indah dalam Kamus kebahagiaan.

(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Pikirkan dan Syukurilah !

share on facebook

" Jika kamu menghitung nikmat ALLAH, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya"
(QS. Ibrahim: 34)

Kesehatan badan, sandang pangan, udara dan air semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, anda memiliki dunia, tapi tidak pernah menyadarinya. anda menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.


Anda memiliki dua mata satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.
" Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman:13)

Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar anda masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya! atau anda menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit!
coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran yang dengannya ALLAH menjauhkan anda dari ketulian. Renungkan dan raba mata anda yang tidak buta, kulit anda terbebas dari penyakit lepra dan kusta, dan renungkan juga fungsi otak anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang hina.

Apakah anda ingin menukar mata anda dengan emas sebesar gunung atau nejual pendengaran anda seharga perak satu bukit? Maukah anda menukar kedua tangan anda dengan untaian mutiara, sementara tangan anda buntung!

Begitulah, sebenarnya anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempurnaan tubuh, tetapi anda tidak menyadarinya. Selalu merasa resah, suntuk, sedih dan gelisah. Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga anda lupa menyukuri yang sudah ada. Jiwa anda mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera padahal sesungguhnya anda masih memegang kunci kebahagiaan dan lain sebagainya.

Pikirakan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan dan apa saja yang tersedia di sekeliling anda, jangan termasuk golongan..
" Mereka mengetahui nikmat ALLAH, kemudian mereka mengingkarinya."
QS. An-Nahl:83)


(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..