Dengan Mengingat Allah, Hati Menjadi Tenang !

share on facebook

Kejujuran itu kekasih Allah. Keterusterangan merupakan sabun pencuci hati. Pengalaman itu bukti. dan seorang pemandu jalan tak akan membohongi rombongannya. Tidak ada satu pekerjaan yang lebih melegakan hati dan lebih agung pahalanya, selain berdzikir kepada Allah.

" Karena itu, ingatlah kamu kepada-ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu "
                                                                 (QS. Al-Baqarah: 152)

Berdzikir kepada Allah adalah surga Allah di bumi-Nya. Maka, siapa yang tak pernah memasukinya, ia tidak akan dapat memasuki surga-Nya di akhirat kelak. Berdzikir kepada Allah merupakan penyelamat jiwa dari kerisauan, kegundahan, kekesalan dan goncangan. Dan dzikir merupakan jalan pintas paling mudah untuk meraih kemenangan dan kebahagiaan hakiki. Untuk melihat faedah dan manfaat dzikir, coba perhatikan kembali beberapa pesan wahyu Ilahi. Dan cobalah mengamalkannya pada hari-hari anda, niscaya anda mendapatkan kesembuhan.

Dengan berdzikir kepada Allah, awan ketakutan, kegalauan, kecemasan dan kesedihan akan sirna. Bahkan dengan berdzikir kepada-Nya segunung tumpukan beban kehidupan dan permasalahan hidup akan runtuh dengan sendirinya.

Tidak mengherankan bila orang-orang yang selalu mengingat Allah senantiasa bahagia dan tenteram hidupnya. Itulah yang memang seharusnya terjadi. Adapun yang sangat mengherankan adalah bagaimana orang-orang yang lalai dari berdzikir kepada Allah itu justru menyembah berhala-berhala dunia. Padahal,

" (Berhala-berhala) itu mati tidak hidup dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan di bangkitkan." (QS. an-Nahl: 21)

Wahai orang yang mengeluh karena sulit tidur, yang menangis karena sakit, yang bersedih karena sebuah tragedi dan yang berduka karena suatu musibah, sebutlah nama-Nya yang kudus! Batapapun,

" Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut di sembah) 
                                                                                                 (QS. Maryam: 65)

Semakin banyak anda mengingat Allah, pikiran anda akan semakin terbuka, hati anda semakin tenteram, jiwa anda semakin bahagia dan nurani anda semakin damai sentosa. Itu, karena dalam mengingat Allah terkandung nilai-nilai ketawakalan kepada-Nya, keyakinan penuh kepada-Nya, ketergantungan diri hanya kepada-Nya, kepasrahan kepada-Nya, berbaik sangka kepada-Nya dan pengharapan kebahagiaan dari-Nya. Dia senantiasa dekat ketika si hamba berdoa kepada-Nya, senantiasa mendengar ketika di minta dan senantiasa mengabulkan jika di mohon. Rendahkan dan tundukkan diri ke hadapan-Nya, lalu sebutlah secara berulang-ulang nama-Nya yang indah dan penuh berkah itu dengan lidah anda sebagai pengejawantahan dari ketauhidan, pujian, doa, permohonan dan permintaan ampunan anda kepadanya-Nya.

Dengan begitu, niscaya anda - berkat kekuatan dan pertolongan dari-Nya akan mendapatkan kebahagiaan, ketentraman, ketenangan, cahaya penerang dan kegembiraan. Dan

" Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia, dan pahala yang baik di akhirat "                                                                                                        (QS. Ali Imran: 148)





(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Jangan Bersedih Bila Kebaikan Anda Tak Dihargai Orang

share on facebook

Niatkan semua amal itu hanya karena Allah semata dan jangan pernah mengharap terima kasih dari orang lain! Jangan pernah resah dan gundah karena kebaikan anda pada orang lain justru di balas dengan perbuatan keji, atau ketika "tangan putih" yang anda ulurkan di balas dengan tamparan yang menyakitkan. Betapapun, apa yang anda cari seharusnya hanya pahala kebaikan dari Allah.



Allah berfirman tentang wali-wali-Nya,
 
"Mereka mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya"  (QS. Al-Fath: 29)

Juga tentang nabi-nabi-Nya.

"Aku tidak meminta upah sedikitpun kepadamu atas dakwahku" (QS. Shad: 86)

"Katakanlah: 'Upah apapun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu."
(QS. Saba': 47)


"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih," 

(QS. Al-Insan: 9)

Berbuat baiklah hanya untuk Yang Maha Esa, sebab hanya Dia-lah yang akan memberi pahala. Dia lah yang akan memberi karunia. Allah lah yang akan menjatuhkan sanksi, membalas setiap amal. Dan, Dia yang akan meridhai dan juga murka. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah.

Alkisah ada seorang salih memberi sepiring makanan kepada orang yang buta. Konon, ketika mengetahui akan hal itu, keluarga orang salih itu berkata, "Bukankah orang buta itu tidak tahu apa yang dimakannya."
Tapi, bukankah Allah mengetahuinya,"jawab orang salih itu.

Allah selalu melihat dan mengetahui kebaikan yang anda lakukan, serta mengetahui keutamaan yang anda ulurkan, maka janganlah mengharapkan pujian dari orang lain.



(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Menghadapi Kritikan Pedas

share on facebook

Sang Pencipta dan Pemberi rezeki Yang Maha Mulia, acapkali mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandir yang tak berakal. Maka, apalagi saya, anda dan kita sebagai manusia yang selalu terpelesat dan salah. Dalam hidup ini, terutama jika anda seorang yang selalu memberi, memperbaiki, mempengaruhi dan berusaha membangun, maka anda akan selalu menjumpai kritikan-kritikan yang pedas dan pahit. Mungkin pula, sesekali anda akan mendapat cemoohan dan hinaan dari orang lain.

Dan mereka, tidak akan pernah diam mengkritik anda sebelum anda masuk ke dalam liang bumi, menaiki tangga ke langit dan berpisah dengan mereka. Adapun bila anda masih berada di tengah-tengah mereka, maka akan selalu ada perbuatan mereka yang membuat anda bersedih dan meneteskan air mata, atau membuat tempat tidur anda selalu terasa gerah.

Perlu di ingat, orang yang duduk di atas tanah tak akan pernah jatuh, dan manusia tidak akan pernah menendang anjing yang sudah mati. adapun mereka, marah dan kesal kepada anda adalah karena mungkin anda mengungguli mereka dalam hal kebaikan, keilmuan, tingkah laku atau harta. Jelasnya, anda di mata mereka adalah orang berdosa yang tak terampil sampai anda melepaskan semua karunia dan nikmat Allah yang ada pada diri anda, atau sampai anda meninggalkan semua sifat terpuji dan nilai-nilai luhur yang selama ini anda pegang teguh.

Oleh sebab itu, waspadalah terhadap apa yang mereka katakan. Kuatkan jiwa untuk mendengar kritikan, cemoohan dan hinaan mereka. Bersikaplah laksana batu cadas tetap kokoh berdiri meski di terpa butiran-butiran salju yang menderanya setiap saat. Artinya, jika anda merasa terusik dan terpengaruh oleh kritikan atau cemoohan mereka, berarti anda telah meluluskan keinginan mereka untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan anda. Padahal yang terbaik adalah menjawab atau merespon kritikan mereka dengan menunjukkan akhlak yang baik. Acuhkan saja mereka dan jangan pernah merasa tertekan oleh setiap upadaya mereka untuk menjatuhkan anda. Sebab, kritikan mereka yang menyakitkan itu pada hakekatnya merupakan ungkapan penghormatan untuk anda.

Betapapun anda akan kesulitan membungkam mulut mereka dan menahan gerakan lidah mereka. Yang anda mampu adalah hanya mengubur dalam-dalam setiap kritikan mereka, mengabaikan tingkah polah mereka pada anda dan cukup mengomentari setiap perkataan mereka sebagaimana yang di perintahkan Allah,

" Katakanlah (kepada mereka): 'Matilah kamu karena kemarahanmu itu.' " (QS. Ali Imran: 119)



(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Jangan Mengharap "Terima Kasih"

share on facebook

Allah menciptakan para setiap hamba agar selalu mengingat-Nya, dan menganugerahkan rejeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya agar mereka bersyukur kepada-Nya. Namun, mereka justru banyak yang menyembah dan bersyukur kepada selain Dia.

Tabiat untuk mengingkari, membangkang dan meremehkan suatu kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa jiwa manusia. Karena itu, tak perlu heran dan resah bila mendapatkan mereka mengingkari kebaikan yang pernah anda berikan, mencampakkan budi baik yang telah anda tunjukkan. Lupakan saja bakti yang telah anda persembahkan. Bahkan, tak usah resah bila mereka sampai memusuhi anda dengan sangat keji dan membenci anda sampai mendarah daging, sebab semua itu mereka lakukan adalah justru karena anda telah berbuat baik kepada mereka.

" Dan, mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya) kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. "    (QS. At-Taubah: 74)

Coba buka kembali kenyataan dunia tentang perjalanan hidup ini! Dalam cerita, seorang ayah telah memelihara anaknya dengan baik. Ia memberinya makan, pakaian dan minum, mendidiknya hingga menjadi orang pandai, rela tidak tidur demi anaknya, rela tidak makan asal anaknya kenyang dan bahkan, mau bersusah payah agar anaknya bahagia. Namun apa yang terjadi, ketika sudah berkumis lebat dan kuat tulang-tulangnya, anak itu bagaikan anjing galak yang selalu menggonggong kepada orang tuanya. Ia tak hanya berani menghina, tetapi juga melecehkan, acuh tak acuh, congkak dan durhaka terhadap orang tuanya.

Karena itu, siapa saja yang kebaikannya di abaikan dan di lecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seyogyanya menghadapi semua itu dengan kepala dingin. Dan, ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan pahala dari Dzat yang perbendaharaan-Nya tidak pernah habis. Ajakan ini hanya ingin agar anda tak goyah dan terpengaruh sedikitpun oleh kekejian dan pengingkaran mereka atas semua kabaikan yang telah anda perbuat. Dan janganlah anda pernah bersedih dengan apa saja yang mereka perbuat.

Berbuatlah kebaikan hanya demi Allah semata, maka anda akan menguasai keadaan, tak akan pernah terusik oleh kebencian mereka. Anda harus bersyukur kepada Allah karena dapat berbuat baik ketika orang-orang di sekitar anda berbuat jahat. Dan, ketahuilah bahwa tangan di atas itu lebih baik dari tangan di bawah.

Masih banyak orang berakal yang sering hilang kendali dan menjadi kacau pikirannya saat menghadapi kritikan atau cercaan pedas dari orang-orang sekitarnya. Terkesan, mereka seolah-olah belum pernah mendengar wahyu Ilahi yang menjelaskan dengan gamblang tentang perilaku golongan manusia yang selalu mengingkari Allah. Dikatakan:

" Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan."         (QS. Yunus: 12)

Anda tak perlu terkejut manakala menghadiahkan pena kepada orang bebal, lalu ia memakai pena itu untuk menulis cemoohan kepada anda. Dan tak usah kaget, bila orang yang anda beri tongkat untuk menggiring domba gembalaannya justru memukulkan tongkat itu ke kepala anda. Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada Penciptanya sendiri Yang Maha Agung nan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka berani membangkang dan mengingkari, maka apalagi kepada saya dan anda.




(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)
Read More..

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

share on facebook

Setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, setelah begadang ada tidur pulas dan setelah sakit ada kesembuhan. Setiap yang hilang pasti ketemu, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam kesulitan ada kemudahan dan setiap kegelapan akan terang benderang.

" Mudah-mudahan ALLAH akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya) atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya."  
(QS. Al-Maidah: 52)

Sampaikan kabar gembira kepada malam hari bahwa sang fajar pasti datang mengusirnya dari puncak-puncak gunung dan dasar-dasar lembah. Kabarkan juga kepada orang yang di landa kesusahan bahwa, pertolongan akan datang secepat kelebatan cahaya dan kedipan mata. Kabarkan juga kepada orang yang ditindas bahwa kelembutan dan dekapan akan segera tiba.

Saat melihat hamparan padang sahara yang seolah memanjang tanpa batas, ketahuilah bahwa di balik kejauhan itu terdapat kebun yang rimbun penuh hijau dedaunan.

Ketika melihat seutas tali meregang kencang, ketahuilah bahwa, tali itu akan segera putus.

Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan rasa aman dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian.

Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim a.s. Dan itu, karena pertolongan Ilahi membuka "jendela" seraya berkata:
" Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim."
                                                                                      (QS. Al-Anbiya: 69)

Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa a.s). Itu, tak lain karena suara agung kala itu telah bertitah,
" Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku."                                                   (QS. Asy-Syu'ara: 62)

Ketika bersembunyi dari kejaran kaum kafir dalam sebuah goa, Nabi Muhammad s.a.w. yang ma'shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa ALLAH Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka. Sehingga rasa aman, tenteram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar.

Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas dan pada kondisi yang (mungkin) sangat kelam, umumnya hanya akan merasakan kesusahan, kesengsaraan dan keputusasaan dalam hidup mereka. Itu, karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar dan pintu-pintu rumah mereka. Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai ke belakang tabir dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di luar pagar rumahnya.

Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Batapapun, hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam pun datang silih berganti. Meski demikian, yang gaib akan tetap bersembunyi, dan Sang Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya. Dan ALLAH mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua. Tetapi sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.



(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni)

Read More..