Perbanyaklah Mengucapkan "Ya Dzal Jalali Wal Ikram"

share on facebook

Rasulullah bersabda, "Perbanyaklah mengucap, 'Ya Dzal Jalali Wal Ikram'." Artinya, harus benar-benar mengamalkan hadist ini, memperbanyak mengucapkannya dan senantiasa membacanya. Ucapan yang serupa tapi memiliki nilai yang lebih besar adalah 'Ya Hayyu Ya Qayyum'.

Disebutkan, itu adalah nama Allah yang teragung (Al-Ismul A'zham). Yang bila di seru dengan nama ini, maka Allah akan mengabulkannya dan bila di mohon maka Dia akan memberi. Itu artinya bahwa hamba harus menyeru, memohon pertolongan dan membiasakan diri mengucapkannya. Agar dapat melihat jalan keluar, kemenangan dan kebahagiaan.

"(Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu di perkenankan-Nya bagimu.) (QS. Al-Anfal: 9)

Dalam kehidupan seorang muslim hanya ada tiga hari, yang seakan-akan ketiga hari itu adalah hari raya baginya.

Pertama, hari ketika ia menunaikan perintah-perintah Allah secara berjama'ah dan ketika ia tidak melakukan kemaksiatan.

"Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kepadamu." (QS. Al-Anfal: 23)

Kedua, hari ketika ia bertaubat dari segala dosa, ketika melepaskan diri dari tindakan-tindakan durhaka dan ketika kembali kepada Rabbnya.

"Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatannya."
(QS. At-Taubah: 118)

Ketiga, hari ketika dia menemui Rabbnya dengan akhir perjalanan yang baik dan amal yang diterima.

"Barangsiapa ingin dan senang untuk berjumpa dengan Allah, maka Allah akan sangat senang berjumpa dengannya." (Al-Hadist)

Maha Suci Dia, sungguh Sempurna dan Agung

Read More..

Adil, Seimbang Dan Jangan Berlebihan

share on facebook

Keadilan merupakan tuntutan akal dan juga syariah. Keadilan adalah tidak berlebih-lebihan, tidak malampui batas, tidak memboros-boroskan dan tidak menghambur-hanburkan. Maka, barangsiapa menginginkan kebahagiaan, ia harus senantiasa mengendalikan setiap perasaan dan keinginannya. Dan ia harus pula mampu bersikap adil dalam kerelaan dan kemurkaannya, dan juga adil dalam kegembiraan dan kesedihannya. Betapapun, tindakan berlebihan dan melampui batas dalam menyikapi segala peristiwa merupakan wujud kezaliman kita terhadap diri kita sendiri.

Duhai, betapa bagusnya keadilan itu! Betapa tidak, syariah senantiasa di tetapkan dengan prinsip keadilan. Demikian pula dengan kehidupan ini, ia pun berjalan sesuai dengan konsep keadilan pula. Manusia yang paling sengsara adalah dia yang menjalani kehidupan ini dengan hanya mengikuti hawa nafsu dan menuruti setiap dorongan emosi serta keinginan hatinya. Pada kondisi yang demikian itu, manusia akan merasa setiap peristiwa menjadi sedemikian berat dan sangat membebani, seluruh sudut kehidupan ini menjadi semakin gelap gulita dan kebencian, kedengkian serta dendam kesumat pun mudah bergolak didalam hatinya.

Dan akibatnya, semua itu membuat seseorang hidup dalam dunia khayalan dan ilusi. Ia akan memandang setiap hal di dunia ini musuhnya, ia menjadi mudah curiga dan merasa setiap orang di sekelilingnya sedang berusaha menyingkirkan dirinya dan ia akan selalu di bayangi rasa was-was dan kekhawatiran bahwa dunia ini setiap saat akan merenggut kebahagiaannya. Demikianlah, maka orang seperti itu senantiasa hidup dibawah naungan awan hitam kecemasan, kegelisahan dan kegundahan.

Dudukkanlah hati anda pada kursinya, niscaya kebanyakan hal yang dikhawatirkannya tak akan pernah terjadi. Dan sebelum sesuatu yang anda cemaskan itu benar-benar terjadi, perkirakan saja apa yang paling buruk darinya. Kemudian, persiapkan diri anda untuk menghadapinya dengan tenang. Dengan begitu, Anda akan dapat menghindari semua bayangan-bayangan menakutkan yang acapkali sudah mencabik-cabik hati sebelum benar-benar terjadi.

Wahai orang yang berakal dan sadar, tempatkan segala sesuatu itu sesuai dengan ukurannya. Jangan membesar-besarkan peristiwa dan masalah yang ada. Bersikaplah secara adil, seimbang dan jangan berlebihan. Jangan pula larut dalam bayang-bayang semu dan fatamorgana yang menipu!

Camkanlah makna keseimbangan antara kecintaan dan kebencian yang di ajarkan dalam hadist Rasulullah berikut :
"Cintailah orang yang anda cintai sesuai dangan kadarnya, sebab bisa saja suatu hari nanti dia menjadi musuhmu. Dan, bencilah musuhmu sesuai dengan kadarnya, sebab bisa saja suatu hari nanti dia menjadi orang yang anda cintai."

Renungkan pula firman Allah berikut:
"Mudah-mudah Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan, Allah Maha Kuasa lagi Maha Penyayang."
                                                                   (QS. Al-Mumtahanah: 7)

Dan ingatlah, sesungguhnya kebanyakan kekhawatiran dan desas-desus itu sedikit kebenarannya dan jarang pula yang benar-benar terjadi.
Read More..