Beban Berat Sebagai Konsekuensi Status (Kedudukan)

share on facebook

Di antara tuntutan dunia yang melelahkan adalah kedudukan. Ibnul Wardi mengatakan,
Beban berat karena kedudukan telah melemahkan kesabaranku.
Wahai deritaku, semuanya karena interaksi dengan semua  kerendahan.

Maksud bait syair ini adalah bahwa kensekuensi dari kedudukan itu sangat mahal dan dapat menurunkan kesehatan. Hanya sedikit orang yang mampu membayar ketentuan pajak sehari-harinya, mulai dari keringatnya, darahnya, nama baiknya, waktu istirahnya, kehormatannya, sampai harga dirinya.

Sabda Rasulullah,
" Janganlah engkau menuntut kekuasaan."

Sabdanya yang lain berbunyi,
" Alangkah bahagianya orang yang menyusui, dan alangkah sengsaranya orang yang menyusu."

Seorang penyair berkata,
      Biarkanlah dunia datang menemuimu dengan sendirinya,
      bukankah ujung dunia adalah kebinasaan.

Bayangkan bahwa dunia ini datang dengan segala sesuatunya. Selanjutnya, akan kemana perginya? Pasti, menuju ujung kefanaan:

"Dan, tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebenaran dan kemuliaan."
                                                                                        (QS. Ar-Rahman: 27)


Seorang yang salih pernah berkata kepada anaknya, "Janganlah kamu menjadi kepala (pemimpin) sebab kepala banyak menahan rasa nyeri."

Maksud dari ucapan seorang yang salih itu ialah bahwa jangan terlalu senang untuk menojolkan diri dan ingin menjadi pemimpin. Sebab kritikan, pelecehan dan serangan itu tak lain hanyalah orang-orang yang berada di barisan paling depan.

        Separuh manusia adalah musuh bagi orang
       Yang memegang kendali kekuasaan jika dia adil.

Read More..

Hasbunallah Wa Ni'mal Wakil

share on facebook

"Hasbunallah wa ni'mal wakil",di ucapkan oleh Ibrahim tatkala dia dilemparkan kedalam api, sehingga api itu tiba-tiba menjadi dingin dan tidak menghancurkan Ibrahim. "Hasbunallah wa ni'mal wakil," juga diucapkan oleh Nabi Muhammad saat perang Uhud, kemudian Allah pun menolongnya.

Tatkala Ibrahim diletakkan di manjaniq, Jibril bertanya kepadanya, "apakah engkau butuh kepadaku?" Ibrahim menjawab, "Kalau kepadamu (aku) tidak (butuh), tapi kalau kepada Allah, ya."

Laut itu bersifat menenggelamkan dan api bersifat membakar. Namun air laut itu bisa menjadi kering dan api bisa menjadi dingin, disebabkan "Hasbunallah wa ni'mal wakil".

Musa melihat lautan di depan matanya dan musuh mengejar dibelakangnya. Maka ia pun berkata:
"Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku."    (QS. Asy-Syu'ara: 62)

Dan ia pun, dengan seizin Allah, selamat.

Disebutkan di dalam Sirah Rasulullah bahwa tatkala dia masuk gua (Hira), Allah kemudian menundukkan merpati supaya membuat sarangnya dan laba-laba merajut rumahnya di mulut gua. Sehingga orang-orang musrik berkeyakinan bahwa Muhammad tidak mungkin masuk kedalam gua ini.

Mereka mengira merpati tidak membuat sarangnya dan laba-laba merajut rumahnya untuk sebaik-baik makhluk-Nya
Perlindungan Allah tak membutuhkan tameng-tameng pelindung, tidak pula benteng yang tinggi menjulang.

Ketika hamba menyadari bahwa semua ini adalah perlindungan rabbani tentunya ia juga akan menyadari bahwa di sana ada Rabb Yang Maha Kuasa, Maha Penolong, Pelindung dan Maha Pengasih. Dan saat itulah ia bergantung kepada-Nya.

"Maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami." (QS. Ath-Thur: 48)

"Maka, Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang." (QS. Yusuf: 65)

Read More..