Biarkan Masa Depan Datang Sendiri

share on facebook

" Telah pasti datangnya ketetapan ALLAH, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya." (QS. An-Nahl: 1)

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi, apakah anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya di lahirkan? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat di raba, belum berwujud dan tidak memiliki rasa dan warna.

Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberang sebuah jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam gaib dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal (angan-angan yang terlalu jauh). Secara nalar tindakan itupun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan krisis yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal, semua itu bagian dari kurikulum yang diajarkan di "sekolah-sekolah setan".

" Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang ALLAH menjanjikan untukmu ampunan daripada-NYA dan karunia." (QS. Al-Baqarah: 268)

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya. Sebab hari ini anda sudah sangat sibuk.


(sumber La Tahzan/Dr. Aidh al-qarni) 

No comments:

Post a Comment