Iman Adalah Kehidupan

share on facebook

Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang miskin iman dan megalami krisis keyakinan. Mereka ini, selamanya akan berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan dan kehinaan.

"Dan, barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya bagi-nya penghidupan yang sempit."     (QS. Thaha: 124)

Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersihkannya, menyucikannya, membuatnya bahagia dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah S.W.T, Rabb semesta alam. Singkatnya, kehidupan terasa hambar tanpa iman.

Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka, dengan bunuh diri orang akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang miskin iman dan betapa pedihnya siksa dan azab yang akan dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akherat kelak.

"Dan, (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat sesat." (QS. Al-An'am:110)

Kini sudah saatnya dunia menerima dengan tulus ikhlas dan beriman dengan sesungguhnya bahwa "tidak ada Ilah selain Allah". Betapapun, pengalaman dan uji coba manusia sepanjang sejarah kehidupan dunia ini dari abad ke abad telah membuktikan banyak hal; menyadarkan akal bahwa berhala-berhala itu takhayul belaka, kekafiran itu sumber petaka, pembangkangan itu dusta, para rasul itu benar adanya, dan Allah benar-benar Sang Pemilik Kerajaan Bumi dan Langit, segala puji bagi Allah dan Dia sungguh-sungguh Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Seberapa besar dan kuat atau lemah, hangat atau dingin iman anda, maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan ketenangan anda.

"Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97)

Maksud kehidupan yang baik (hayatan thayyiban) dalam ayat ini adalah ketenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik Rabb mereka, keteguhan hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian nurani nurani dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam menerima dan menjalani ketentuan Allah dan keikhlasan mereka dalam menerima takdir. Dan itu semua adalah karena mereka benar-benar yakin dan tulus menerima bahwa Allah adalah Rabb mereka. Islam agama mereka, dan Muhammad adalah nabi dan rasul yang di utus Allah untuk mereka.



Software islami ensiklopedi hadits kitab 9 imam berisi kumpulan hadits dan terjemah

No comments:

Post a Comment